PADANG | Pada Jumat, 12 Desember 2025, suasana Polsek Padang Barat tampak lebih hangat dari hari biasanya. Pagi itu, Kapolsek Padang Barat AKP Dwi Angga Prasetyo, S.Tr.K., S.I.K., M.H., menerima awak media dalam pertemuan yang penuh keakraban dan dialog terbuka.
Pertemuan tersebut tak hanya menjadi ajang tatap muka, tetapi juga ruang untuk saling bertukar pandangan tentang pelayanan publik yang humanis. Sejak awal sambutan, Kapolsek Angga menunjukkan sikap ramah yang mencairkan suasana. Senyum dan gestur hormatnya seolah menegaskan bahwa polisi dapat hadir dengan wajah yang bersahabat.
Hadir dalam pertemuan itu Wyndoee dari radja-mediaonline.com, Firman Wan Ipin dari rakyatsumbar.com, Hendri dari alisyanews.com, Andri dari faktahukum86.com, Rizal dari pekatnews.com, serta Rusdi dari gagakhitam.com.
“Pelayanan itu bukan soal administrasi semata, tapi tentang empati,” ujar Kapolsek Angga ketika menjawab pertanyaan pembuka dari Wyndoee. Kalimat singkat itu menggambarkan bagaimana ia memandang masyarakat sebagai pihak yang harus dilayani dengan hati.
Firman Wan Ipin lalu bertanya, “Bapak sering turun langsung ke lapangan. Apa motivasinya?”
Kapolsek Angga menjawab lembut, “Kalau ingin dipercaya, kita harus hadir. Tidak bisa hanya memimpin dari balik meja.”
Hendri dari alisyanews.com menyinggung kedekatan Kapolsek dengan warga. “Bapak sering tampak bercanda dengan masyarakat. Apakah ini memang gaya bapak?”
Kapolsek Angga tertawa kecil. “Saya manusia sebelum saya polisi. Kalau kita ingin warga terbuka, kita harus lebih dulu membuka diri.”
Andri dari faktahukum86.com menanyakan soal inovasi pelayanan.
“Apa gebrakan terbaru dari Polsek Padang Barat?”
Kapolsek Angga menjawab tegas, “Kami dorong respons cepat. Tidak menunggu masalah membesar; kami yang mendatangi warga dulu.”
Rizal dari pekatnews.com memberikan apresiasi.
“Pertemuan ini terasa cair, pak. Jarang ada kapolsek yang menerima kami sehangat ini.”
Kapolsek Angga membalas, “Media itu mitra. Tanpa apa yang kalian dengar di lapangan, kami sulit menangkap semua persoalan masyarakat.”
Sementara Rusdi dari gagakhitam.com mengangkat isu informasi simpang siur.
“Bagaimana menghindari hoaks di tengah masyarakat, pak?”
Kapolsek Angga menjawab lugas, “Dengan membuka komunikasi seluasnya. Lebih baik masyarakat mendapatkan informasi jelas daripada kabar setengah benar.”
Pertemuan pun ditutup dengan sebuah pesan yang merangkum keseluruhan dialog.
“Kalau ada persoalan di lapangan, sampaikan kepada kami. Polisi tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh masyarakat, dan kami butuh media,” ujar Kapolsek Angga.
Para awak media meninggalkan Polsek dengan rasa hangat. Sosok Kapolsek yang humanis itu memberi gambaran bahwa polisi bukan hanya aparat penegak hukum, tetapi juga bagian dari masyarakat yang hadir untuk mendengar, membantu, dan menyelesaikan persoalan secara manusiawi.
CATATAN REDAKSI
Tulisan ini disusun sebagai feature humanis untuk menggambarkan peran kepolisian yang semakin terbuka, melayani, dan hadir sebagai bagian dari masyarakat. Penekanan diberikan pada pendekatan “polisi untuk masyarakat,” yaitu polisi yang mengedepankan empati, komunikasi, dan kedekatan dalam setiap tugas pelayanan publik.
Wyndoee
.jpg)
0 Komentar